Oleh: Meltalia Tumanduk, S. Pi
(Pemerhati Masalah Sosial)
Mediaoposisi.com-Untuk kesekian kalinya Israel melakukan serangan udara ke jalur gaza.
Korban jiwa pun tak dapat dihindari. Kecaman pun datang dari berbagai negara.
Tak terkecuali dari Indonesia yang datang dari Wakil Presiden RI Maruf Amin.
"Saya mengutuk ya penyerangan itu yang memakan korban," kata
Maruf di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,
Jumat (15/11/2019).
Untuk penyelesaian, Ma'ruf mengungkapkan sebaiknya sejumlah pihak yang
terlibat mencari solusi atau two state solution. Two state solution merupakan
cara penyelesaian konflik yang sudah disepakati oleh komunitas internasional
melalui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) No.194.
Selain itu Ma'ruf juga menekankan adanya kesepakatan di Palestina
sendiri yang terbagi menjadi hamas dan fatah, dua kelompok partai di Palestina
yang kerap bertikai.
(https://www.suara.com/news/2019/11/15/205308/wapres-maruf-kutuk-serangan-udara-israel-ke-palestina-di-jalur-gaza).Selama 5 dekade Benjamin Netahanyu menjadi PM, tidak ada perdamaian
dengan Palestina.
Sebaliknya, penindasan terhadap rakyat palestina semakin
brutal. Sehingga wajar, meski korban jiwa terus bertambah, Netanyahu malah memerintahkan militernya
untuk terus menggempur Gaza. Ia akan terus melanjutkan kebijakan apartheid
terhadap Palestina, serta kolonisasi dan rasisme yang seluruhnya merupakan
bentuk penindasan. Apapun langkah yang diambilnya bertujuan untuk membuat warga
Palestina tak dapat bertahan hidup di tanah air mereka sendiri, yang dijajah
oleh Israel sejak 1948.
Melihat penderitaan kaum muslim di jalur Gaza Palestina, penguasa Negeri-negeri
kaum muslim diam. Jikapun bersuara hanya sekedar mengecam. Tidak ada yang mampu
menolong dengan mengirimkan bala tentara. Karena sesungguhnya itulah yang
dibutuhkan palestina. Bukan hanya sebatas mengirim bahan makanan dan
obat-obatan.
Padahal penindasan dan penderitaan terus berlangsung. Israel tidak akan
pernah berhenti menyerang Palestina hingga mereka bisa menguasai seluruh
tanahnya. Belenggu Nasionalisme membuat penguasa di Negeri-negeri kaum muslimin
tidak bisa menolong Palestina.
Menganggap konflik Palestina-Israel yang harus
diselesaikan oleh 2 Negara tersebut. Padahal masalah Palestina adalah masalah
seluruh kaum muslimin di dunia. Karena palestina adalah tanah kaum muslimin
yang dirampas dan dirampok oleh Israel.
Konflik Palestina-Israel
Konflik Palestina dan Israel terjadi sejak ratusan tahun silam. Berawal
dari berimigrasinya orang-orang yahudi ke Palestina karena telah dipersiapkan
melalui Perjanjian Sykes-Picot 1916 yang membagi wilayah Khilafah Turki Utsmani
pasca Perang Dunia I antara Inggris dan Prancis. Salah satu poinnya: wilayah
Palestina menjadi wilayah internasional di bawah perlindungan Inggris, Prancis
dan Rusia. Berikutnya pada 1917 muncul Deklarasi Balfour yang menjanjikan
Palestina sebagai tanah air Yahudi. Sejak itulah orang-orang Yahudi bermigrasi
secara besar-besaran ke Palestina.
Kemudian pada tahun 1947 PBB melalui resolusinya membuat pembagian
wilayah Palestina. Berdasarkan resolusi itu, Israel mendapat 55% wilayah
Palestina. Sisanya untuk Palestina. Atas dasar itulah, dengan dukungan Inggris,
pada tahun 1948 Israel berdiri. Sejak itu Israel terus memperluas penguasaan
tanahnya dengan cara-cara ilegal dan kriminal.
Jadi, jelas akar masalah Palestina hakikatnya adalah keberadaan Israel
yang telah menyerobot, merampok dan menduduki Tanah Palestina dengan mengusir
penduduk dan pemilik aslinya. Dengan kata lain akar masalah Palestina adalah
agresi, pendudukan dan penjajahan Israel atas Palestina dan penduduknya. Bukan
karena konflik Hamas dan Fatah.
Sehingga perundingan perdamaian dua negara (two state solutian) adalah
solusi palsu alias bukan solusi, melainkan penyerahan dan pengkhianatan.
Pasalnya, perundingan perdamaian ini merupakan bentuk pengakuan dan pembenaran
atas perampokan Israel atas Tanah Palestina.
Ingat, sudah sangat banyak perundingan damai digelar dan
ditandatangani, tetapi sebanyak itu pula diingkari. Jangankan sekadar sejumlah
negara Arab atau Dunia Islam, bahkan seluruh dunia mengutuk pun, Israel—yang
didukung penuh Amerika dan Barat—tak pernah peduli.
Faktanya, sudah lebih dari 33 resolusi PBB terkait Israel dilanggar,
dan tak ada tindakan apa pun atas Israel. Itulah kemunafikan Barat dan
sekutunya. Jika yang melanggar negeri-negeri Islam, maka cepat dijatuhi sanksi.
Tapi, jika yang melanggar pihak sekutu, maka mereka diam.
Solusi Hakiki Untuk Palestina
Solusi hakiki untuk masalah Palestina haruslah bersandar pada syariah.
Masalah Palestina adalah masalah Islam dan seluruh kaum Muslim. Pasalnya, Tanah
Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum Muslim di seluruh dunia. Statusnya
tetap seperti itu sampai Hari Kiamat.
Tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah
(rampasan perang) kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah
seperti Israel. Sikap semestinya haruslah seperti yang ditunjukkan oleh Sultan
Abdul Hamid II yang menolak sama sekali segala bentuk penyerahan Tanah
Palestina kepada kaum kafir meskipun hanya sejengkal.
Karena itu sikap seharusnya terhadap Israel yang telah merampas Tanah
Palestina adalah sebagaimana yang telah Allah SWT perintahkan, yakni perangi
dan usir! Demikian sebagaimana firman-Nya:
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan
(perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong
kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum Mukmin." (TQS at-Taubah :
14).
Allah SWT juga berfirman:
"Usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian. "
(TQS al-Baqarah : 191).
Berdasarkan ayat di atas, Israel harus diperangi dan diusir dari Tanah
Palestina. Dengan kata lain jihad fi sabilillah terhadap Israel wajib
dilancarkan. Apakah hal itu bisa dilakukan saat ini oleh para rezim di Dunia
Islam? Tentu saja bisa jika mereka mau.
Namun, rasa-rasanya sangat kecil kemungkinannya bahkan mustahil hal itu
mereka lakukan. Pasalnya, negeri-negeri Islam saat ini menerapkan ideologi
kapitalisme. Sehingga tidak satu pun rezim negeri-negeri Islam ini yang
menjadikan akidah dan syariah Islam sebagai asas dan standar dalam bernegara,
termasuk dalam politik luar negeri mereka dengan mengadopsi jihad fi
sabilillah.
Padahal jihadlah cara satu-satunya untuk mengusir siapapun yang
telah merampas tanah milik kaum Muslim, termasuk Israel yang telah merampas
Tanah Palestina.
Karena itu penyelesaian tuntas masalah Palestina tidak lain adalah dengan
mewujudkan kekuasaan Islam yang berlandaskan akidah dan syariah Islam. Itulah
Khilafah Islam yang mengikuti manhaj kenabian. Khilafahlah, sebagai
satu-satunya pelindung umat yang hakiki, yang bakal melancarkan jihad terhadap
siapa saja yang memusuhi Islam dan kaum Muslim.
Tentu dengan kekuatan jihad pula Khilafah akan sanggup mengusir Israel
dari Tanah Palestina. Seharusnya kejadian yang selalu berulang menimpah
Palestina membuat kaum muslimin semakin bersemangat untuk mewujudkan kemuliaan
umat dan persatuan hakiki di bawah naungan Khilafah.
Wallahua'lam Bishowab [MO/kj]
Posting Komentar