Oleh: Mochamad Efendi
Mediaoposisi.com-Sering kebencian pada satu kaum membuat
seseorang tidak bisa berbuat adil. Keselahan dicari-cari dan bahkan fitnah keji
digali agar bisa menjatukan orang yang dibenci. Sebaliknya, kesalahan sengaja
ditutupi dan berbagai alasan atau hujjah dibuat untuk melindungi orang yang
dicintai agar terkesan tidak bersalah, padahal kesalahannya nyata ada didepan
mata.
Oleh sebab itu Allah mengingatkan agar kebencian pada satu kaum tidak
mempengaruhi kita berbuat dzalim. Tetaplah berbuat adil meskipun rasa tidak
suka kita pada seseorang mendorong kita untuk berbuat tidak adil.
Kita ketahui bersama bahwa rezime sangat
garang dan kejam terhadap rakyat sipil tak bersenjata yang berani mengkritik
dan menyampaikan kebenaran dihadapan penguasa. Mereka tidak melakukan kekerasan
apalagi membunuh dianggap sebagai kelompok radikal. Perjuangan pemikiran untuk perubahan
yang lebih baik dianggap terorisme.
Penguasa yang dzalim dampaknya sangat besar
dan massive dirasakan oleh rakyat yang terdzalimi. HTI yang tidak terbukti
bersalah dicabut BHPnya karena terdorong oleh kebencian rezime terhadap ormas
ini. Fitnah keji sengaja diciptakan agar terkesan bahwa HTI organisasi terlarang.
Sementara, OPM yang jelas melakukan keonaran
dan bahkan sudah berani membunuh anggota TNI tidak ditanggapi dengan serius.
Menyebut OPM sebagai teroris saja tidak berani apalagi menangkap anggota OPM
dan memenjarakan seperti yang dilakukan pada masyarakat sipil tak bersenjata
yang berani mengkritik penguasa rezime yang anti kritik.
Apakah ini adil? Tentu
tidak. Keadilan adalah ilusi dalam sistem demokrasi. Keadilan hanya milik
penguasa dan orang-orang yang mendukungnya. Hukum dibuat hanya untuk
membenarkan kedzaliman yang dilakukan penguasa.
Pernyataan pak Wiranto yang tidak mau
menanggapi kasus penembakan anggota TNI Oleh OPM, teroris sejati adalah bentuk
kedzaliman yang nyata. Nyawa dan pengorbaan TNI yang menjaga NKRI tidak
dihargai.
Nyawa penduduk sipil yang mungkin menjadi korban aksi pemberontakan OPM
tidak berarti. Sungguh pernyataan pak Wiranto telah menyakiti hati rakyat. Harusnya
pemerintah peka dan punya sedikit keberanian untuk menghukum mereka yang
bersalah, bukan mencari kesalahan bagi yang tidak bersalah karena dorong
kebencian.
Korban sudah berjatuhan dan bukti tidak perlu dicari karena mereka
sudah melakukan kesalahan besar dengan menembak mati anggota TNI. Apalagi yang
harus dipikirkan, tangkap mereka dan hukum seberat-beratnya agar bisa menjadi
pelajaran bagi yang lain untuk tidak melakukan pemberontakan untuk melepaskan
diri dari NKRI.
Ternyata NKRI harga mati hanya slogan kosong
yang tidak punya arti. Buktinya, OPM yang jelas ingin melakukan usaha nyata
dengan mengangkat senjata untuk melepaskan diri dari wilayah NKRI dibiarkan
begitu saja, bahkan menanggapinya saja enggan.
Ataukah pak wiranto takut dan bernyali ciut
saat berhadapan dengan kelompok bersenjata yang memaksa. Ataukah intervensi
asing membuat penguasa rezime tidak berani untuk bertindak tegas pada kelompok
bersenjata yang memaksa untuk lepas dari NKRI.
Mana ancamanmu yang kau lontarkan pada
rakyat sipil yang tidak bersenjata yang bersebrangan dengan rezime yang sedang
berkuasa.
Berhenti menyerang rezime dengan kata-kata atau dipenjara. Padahal kata-kata
tidak bisa melukai fisik apalagi membunuh penguasa. Kata-kata bahkan bisa
membuat dia akan tercerahkan dan tersadarkan untuk lebih fokus pada rakyatnya
bukan takut kehilangan kursi kekuasaan.
Kita butuh pemimpin adil dan berani
menegakkan keadilan untuk seluruh rakyat bukan hanya bagi pendukungnya saja. Demokrasi
menciptakan pemimpin dzalim yang haus kekuasaan. Ambisi untuk terus berkuasa
dijadikan tujuan berpolitik dalam sistem demokrasi.
Sangat berbeda berpolitik
dalam sistem Islam untuk mengurusi urusan rakyat. Rakyat menjadi prioritas
utama dalam setiap keputasannya. Keadilan akan terjaga oleh hukum Allah yang
pasti adil dan terbaik untuk manusia karena Allah yang Maha Tahu aturan yang
terbaik untuk umat manusia.
Pemimpin tidak boleh anti kritik dan menutup mata atas fakta yang ada
disekitarnya. Pemimpin harus mau mendengarkan masukan dari rakyat yang cerdas
dan kritis dengan sepenuh hati agar perubahan yang lebih baik segera terwujud.
Rakyat hidup aman dan sejahtera dalam kepemimpian ideal dalam sistem Islam
Posting Komentar