Menjadi
Pahlawan Ekonomi Islam di Era Kapitalisme
Oleh : Nina Nisf (Aktivis Mahasiswi Jombang)
Ketika
mendengar kata “Pahlawan” apa yang teringat di benak kita? Pasti terbesit kata
gelar yang diberikan kepada seseorang yang berjasa atau berkontribusi atas
lingkungannya. Jika bicara soal nasionalisme, maka gelar pahlawan diberikan
kepada seorang tokoh yang berjuang mengusir penjajah di bumi pertiwi ini.
Sehingga manfaat dari perjuangan tokoh inilah yang bisa kita rasakan sampai
sekarang.
Sistem Ekonomi Syariah Tak Pernah Krisis -Jusuf Kalla-
Bagaimana
ketika bicara mengenai Pahlawan Ekonomi Islam? Tentu kita berfikir dulu apasih Ekonomi
Islam itu? Memang sejak bangku SD hingga kuliah pun, umat muslim seolah jauh
dari Pemikiran Ekonomi Islam. Jadi wajar ketika asing mendengar hal ini. Padahal
jika kita telisik lebih dalam, teori-teori ekonomi yang berkembang saat ini
lahir dari pemikiran tokoh-tokoh Ekonomi Islam pada masanya. Tanpa kita sadar,
ekonomi Kapitalis yang merajai bumi saat ini telah masuk ke seluruh sendi-sendi
kehidupan manusia. Sejak runtuhnya sistem ekonomi Islam, memang banyak solusi
ekonomi yang berkembang di dunia. Yang jelas, ekonomi yang berkuasa saat ini berbeda
dengan konsep ekonomi Islam yaitu tidak melibatkan Tuhan dalam kegiatan ekonomi
(pandangan ekonomi Kapitalis), bahkan menurut pandangan Sosialis, tidak ada
yang namanya Tuhan, semua berawal dan berakhir menjadi materi.
Di
tengah-tengah kehidupan sekarang dimana ekonomi Islam tidak diterapkan dalam
kehidupan, merupakan tantangan tersendiri bagi pejuang Ekonomi Islam. Bagaimana
tidak? Sistem ekonomi kapitalis telah mengendap kuat di benak manusia. Berhasil
bertahan dengan sistem tambal sulam yang dibuatnya, apalagi dengan bunga bank
yang sangat diagung-agungkan hingga bagaimana caranya bersaing untuk
mendapatkan profit sebesar-besarnya tanpa memperhatikan aspek kemanusiaan.
Meskipun sejak tahun 1991 an telah berkembang konsep Islamisasi ekonomi,
misalnya berdirinya bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, hal ini tidak membuat ekonomi kapitalis lemah, justru semakin kuat
taringnya. Terlepas dari sudah syariah kah Islamisasi ekonomi saat ini, ada hal
positif yang didapat. Sedikit banyak orang awam pun mengetahui apa itu Ekonomi
Islam. Meskipun tidak keseluruhan, tetapi setidaknya mereka pernah mendengar
kata itu. Dengan mengemban ide Ekonomi Islam di tengah-tengah ide rusak saat
ini, menjadi tantangan terbesar bagi ekonom muslim. Di satu sisi harus
menyampaikan kebenaran ide itu namun juga membersihkan kotoran-kotorannya.
Maka, menjadi pejuang ekonomi Islam di era Kapitalis ini sebuah tantangan yang
luar biasa. Dimana harus “membersihkan” kotoran itu selain juga membendung arus
Islamisasi Ekonomi saat ini apakah sesuai dengan syariah ataukah tidak. Jadi,
bagi pejuang ekonomi Islam jangan pernah lelah untuk memperjuangkan ekonomi
Islam di tengah-tengah ekonomi yang bercokol saat ini. [MO]
Posting Komentar